← Bab Sebelumnya (Klausa subordinat) | | Daftar Isi | | Bab Berikutnya (Adverbia + Gobi) → |
Ini pelajaran terakhir yang akan secara khusus membahas partikel, tapi ini tidak berarti bahwa tidak ada partikel tambahan lagi. Kita akan belajar lebih banyak partikel di tengah jalan tapi mereka tidak akan disebut secara eksplisit sebagai partikel. Selama kamu tahu apa artinya dan cara menggunakannya, tidak terlalu penting apakah kamu tahu meraka partikel atau bukan.
(1) スプーンとフォークで魚を食べた。- Makan ikan dengan sendok dan garpu.
(2) 本と雑誌と葉書を買った。- Membeli buku, majalah, dan kartu pos.
Kegunaan lain 「と」 yang mirip adalah untuk menyatakan aksi yang dilakukan bersama orang lain.
(1) 友達と話した。- Berbicara dengan teman.
(2) 先生と会った。 - Bertemu dengan guru.
(1) 飲み物やカップやナプキンは、いらない?- Kamu tidak perlu (hal-hal seperti) minuman, gelas, serbet, dan yang lainnya?
(2) 靴やシャツを買う。- Membeli (hal-hal semacam) sepatu, baju, dll...
「とか」 juga artinya sama dengan 「や」 tapi lebih untuk bahasa percakapan.
(1) 飲み物とかカップとかナプキンは、いらない?- Kamu tidak perlu (hal-hal seperti) minuman, gelas, serbet, dan yang lainnya?
(2) 靴とかシャツを買う。- Membeli (hal-hal semacam) sepatu, baju, dll...
(1) ジャヤの本。- Buku yang bersifat Jaya.
(2) 本のジャヤ。- Jaya yang bersifat buku.
Contoh pertama maksudnya adalah "buku milik Jaya". Kamu akan sangat sering menjumpai 「の」 yang memiliki arti kepemilikan seperti ini. Contoh lain yang artinya sama adalah 「私の先生」 yaitu 'guru milik saya' (guru saya).
Contoh kedua kemungkinan besar kalimat salah, tapi bisa saja kita bayangkan suatu dunia fantasi di mana benda-benda seperti buku, kursi, dan cangkir hidup sehingga bisa bergerak dan tertawa seperti kita. Kalau ada buku yang bernama Jaya, maka contoh kedua menggambarkannya dengan tepat: "Jaya yang merupakan buku". Contoh lain yang artinya sama adalah 「母のギタ」 yang artinya "Gita yang merupakan sang ibu" (untuk kontras dengan "Rina yang merupakan anaknya" dan "Toni, bapaknya" misalnya).
Intinya, partikel 「の」 memungkinkan nomina bertindak layaknya adjektiva, memodifikasi nomina lainnya. Itulah alasan digunakannya 'yang bersifat' pada terjemahan literalnya. Bisa dilihat dari contoh (2) bahwa 「の」 tidak harus selalu berarti kepemilikan seperti pada (1). Inilah contoh lainnya.
(1) ジャヤは、インドネシアの大学の学生だ。- Jaya adalah murid universitas Indonesia.
Di sini maksudnya tentu saja adalah suatu universitas yang berada di Indonesia (bukan UI!). Perhatikan urutan modifikasinya, yaitu Jaya adalah murid dari universitas yang bersifat Indonesia.
Kebalikannya yaitu 「学生の大学のインドネシア」 berarti "Indonesia yang bersifat universitas murid" dan tidak masuk akal.
Nomina yang dimodifikasi bisa dihilangkan jika dari konteks sudah jelas apa yang dihilangkan. Contoh berikut menunjukkan bagaimana kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan.
(1) そのシャツは誰のシャツ?- Baju itu baju milik siapa?
(2) ジャヤのシャツだ。- Baju milik Jaya.
bisa menjadi:
(1) そのシャツは誰の?- Baju itu milik siapa?
(2) ジャヤのだ。- Milik Jaya.
(「その」 adalah singkatan 「それ+の」 jadi dia langsung memodifikasi nomina karena memiliki partikel 「の」 intrinsik. Kata sejenis misalnya 「この」
dari 「これの」 dan 「あの」 dari 「あれの」.)
Penggunaan 「の」 seperti ini pada intinya menggantikan nominanya dan bahkan partikel 「の」 berperan menjadi nominanya. Kita pada dasarnya bisa memperlakukan adjektiva dan verba seperti nomina dengan menambahkan partikel 「の」. Partikelnya akan menjadi nomina generik, dan kita bisa memperlakukannya layaknya nomina biasa.
(1) 白いのは、かわいい。- Benda yang putih bersifat imut.
(2) 授業に行くのを忘れた。- Lupa hal pergi ke kelas.
Perhatikan bahwa di bahasa Indonesia kita bisa dengan sederhana mengatakan "lupa pergi" karena entah bagaimana di bahasa Indonesia verba juga bisa langsung menempati posisi-posisi nomina. Namun di bahasa Jepang, verba harus diubah menjadi nomina sebelum hal itu bisa dilakukan. Makannya, "pergi" harus diubah dulu menjadi "hal pergi" di contoh (2).
Dengan 「の」, sekarang kita bisa menggunakan partikel objek langsung, topik, dan pengidentifikasi dengan verba dan adjektiva. Kita tidak harus menggunakan partikel 「の」 di sini.
Kita bisa menggunakan nomina 「物」, yang merupakan benda generik, atau 「こと」 untuk kejadian generik. Contohnya, kita juga bisa mengatakan:
(1) 白い物は、かわいい。- Benda yang putih bersifat imut.
(2) 授業に行くことを忘れた。- Lupa hal pergi ke kelas.
Namun, partikel 「の」 sangatlah berguna karena kamu tidak perlu menyatakan nomina apapun. Di contoh berikutnya, partikel 「の」 tidak menggantikan nomina apapun, namun hanya memungkinkan kita memodifikasi klausa verba dan adjektiva layaknya klausa nomina. Klausa subordinatnya ditandai.
(1) 毎日勉強するのは大変。 - Hal belajar setiap hari bersifat berat.
(2) 毎日同じ物を食べるのは、面白くない。- Hal makan benda sama setiap hari tidak menarik.
Kamu mungkin sadar bahwa kata 「同じ」 langsung memodifikasi 「物」 walaupun dia jelas bukan adjektiva-i. Saya tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Satu kemungkinan adalah bahwa dia sebetulnya adalah adverbia, yang akan kita lihat nanti tidak butuh partikel.
Tentunya, bahkan saat menggunakan 「の」 untuk menggantikan nomina, kamu tetap perlu 「な」 untuk memodifikasi nominanya saat adjektiva-na digunakan.
(1) 静かな部屋が、リナの部屋だ。- Kamar yang hening adalah kamar milik Rina.
menjadi:
(1) 静かなのが、リナの部屋だ。- Yang hening adalah kamar milik Rina.
Ini terdengar sangat halus dan feminim. Laki-laki dewasa hampir selalu akan menambahkan deklaratif 「だ」 kecuali kalau mereka ingin sengaja terdengar imut.
(2) 今は忙しいのだ。- (Saya) sekarang sibuk. (nuansa memberi penjelasan)
Tapi karena deklaratif 「だ」 tidak bisa digunakan di pertanyaan, 「の」 yang sama di pertanyaan tidak membawa nada feminim dan digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan.
(3) 今は忙しいの?- Apa sekarang (kamu) sibuk? (nuansa meminta penjelasan, untuk penanya laki-laki maupun perempuan)
Dalam menyatakan keadaan benda, saat 「の」 digunakan untuk nada penjelasan ini, kita perlu menambah 「な」 untuk membedakannya dengan partikel 「の」 yang bisa berarti kepemilikan.
(1) リザのだ。- Adalah milik Riza.
(2) リザなのだ。- Adalah Riza. (dengan nuansa memberi penjelasan).
Selain kasus ini, yang lainnya tetap sama seperti sebelumnya.
Pada kenyataannya, walaupun nuansa memberi penjelasan ini digunakan setiap saat, 「のだ」 umumnya digantikan oleh 「んだ」. Mungkin ini karena 「んだ」 lebih mudah diucapkan daripada 「のだ」. Tata bahasa ini bisa terlihat memiliki banyak arti karena dia tidak hanya bisa digunakan dengan berbagai bentuk adjektiva, nomina, dan verba, tapi dia sendiri juga bisa dikonjugasikan seperti keadaan benda. Tabel konjugasinya akan menunjukkan kamu apa maksudnya.
Sebetulnya tidak ada yang baru di sini. Tabel pertama hanya menambahkan 「んだ」 (atau 「なんだ」) ke verba, nomina, atau adjektiva yang terkonjugasi. Tabel kedua menambahkan 「んだ」 (atau 「なんだ」) ke verba, nomina, atau adjektiva yang tidak terkonjugasi lalu mengkonjugasikan bagian 「だ」 dari 「んだ」 seperti pada pernyataan keadaan benda untuk nomina dan adjektiva-na. Jangan lupa untuk selalu menambahkan 「な」 pada nomina dan adjektiva-na.
Nomina/Adj-na | Verba/Adj-i | |
---|---|---|
Dasar | 学生なんだ | 飲むんだ |
Negatif | 学生じゃないんだ | 飲まないんだ |
Lampau | 学生だったんだ | 飲んだんだ |
Negatif lampau | 学生じゃなかったんだ | 飲まなかったんだ |
Nomina/Adj-na | Verba/Adj-i | |
---|---|---|
Dasar | 学生なんだ | 飲むんだ |
Negatif | 学生なんじゃない | 飲むんじゃない |
Lampau | 学生なんだった | 飲むんだった |
Negatif lampau | 学生なんじゃなかった | 飲むんじゃなかった |
Sepertinya bentuk lampau dan negatif lampau untuk nomina/adjektiva-na di tabel kedua hampir tidak pernah digunakan (terutama dengan 「の」) tapi saya sertakan untuk kelengkapan.
Beda utama antara menggunakan 「の」 dengan tidak menggunakan apa-apa adalah bahwa kamu mengatakan ke pendengarnya, "Dengar, ini alasannya", tidak hanya sekedar memberi informasi baru. Sebagai contoh, jika ada yang bertanya "Apa kamu sekarang sibuk?" kamu bisa dengan sederhana menjawab 「今は忙しい」. Tapi jika ada yang bertanya "Kenapa kamu tidak bisa bicara denganku?", karena jelas bahwa kamu perlu memberi penjelasan, kamu akan menjawab 「今は忙しいの」 atau 「今は忙しいんだ」. Tata bahasa ini penting untuk meminta penjelasan pada pertanyaan. Misalnya, kalau kamu ingin bertanya "Eh, bukannya (sudah) telat?" kamu tidak bisa hanya bertanya 「遅くない?」 karena itu artinya "Tidak telat?" dan hanya meminta jawaban "ya" atau "tidak". Kalau kamu butuh suatu penjelasan, kamu perlu bertanya dalam bentuk 「遅いんじゃない?」.
Mari kita lihat contoh-contoh situasi yang menggunakan tata bahasa ini. Karena 「の」 seringkali susah diterjemahkan, maka nuansa yang dikandungnya hanya akan dituliskan dalam tanda kurung.
Jangan khawatir kalau kamu sekarang benar-benar bingung, kita akan bertemu lebih banyak contoh lagi nanti yang akan meningkatkan pemahamanmu. Setelah kamu bisa merasa-rasa bagaimana segala sesuatunya bekerja, lebih baik melupakan terjemahan Indonesianya karena negatif dobel dan tripelnya bisa menjadi cukup membingungkan seperti pada contoh 3. Tapi di bahasa Jepang itu adalah ekspresi yang sangat normal, dan kamu akan sadar hal tersebut saat kamu menjadi semakin akrab dengan bahasa Jepang.