← Bab Sebelumnya (Kalimat gabungan) | | Daftar Isi | | Bab Berikutnya (Bentuk potensial) → |
「いる」 yang dipakai di sini adalah verba-ru yang menyatakan adanya sesuatu, pertama kali kita pelajari di bab verba negatif. Tapi dalam penggunaan kali ini, kamu tidak perlu memusingkan apakah subjeknya benda hidup atau bukan.
Positif | Negatif | |||
---|---|---|---|---|
Taklampau | 読んでいる | sedang membaca | 読んでいない | tidak sedang membaca |
Lampau | 読んでいた | sedang membaca (lampau) | 読んでいなかった | tidak sedang membaca (lampau) |
(1) 友達は何をしているの?- Teman(mu) sedang melakukan apa?
(2) 昼ご飯を食べている。- (temanku) sedang makan siang.
Tentu saja setelah kamu mengubahnya menjadi verba-ru biasa dengan cara seperti ini, semua konjugasinya berlaku. Contoh berikut menunjukkan konjugasi bentuk-masu dan negatif:
(1) 何を読んでいる?- (Kamu) sedang membaca apa?
(2) 教科書を読んでいます。- (Saya) sedang membaca buku pelajaran.
(1) 話を聞いていますか。- Apakah kamu sedang mendengarkan? (lit: Apakah kamu sedang mendengarkan pembicaraanku?)
(2) ううん、聞いていない。- Tidak, tidak sedang mendengarkan.
Perhatikan bahwa pada kasus terakhir, bahasa Indonesia yang lebih alami adalah tanpa menggunakan "sedang", misalnya "Kamu ndengerin nggak sih?!?" Walaupun begitu, cara berpikir bahasa Jepangnya yang menggunakan 「~ている」 pun seharusnya bisa dengan mudah dimengerti karena pada waktu tersebut memang orangnya "sedang" mendengarkan (atau tidak).
Karena orang biasanya terlalu malas menggerakkan lidahnya untuk membunyikan 「い」 dengan benar, di situasi yang santai 「い」-nya bisa dibuang begitu saja. Ini adalah kepraktisan untuk berbicara. Kalau kamu sedang menulis esai atau karya tulis, kamu harus selalu menggunakan 「い」. Inilah versi yang disingkat dari contoh-contoh sebelumnya:
(1) 友達は何をしてるの?- Teman(mu) sedang melakukan apa?
(2) 昼ご飯を食べてる。- (temanku) sedang makan siang.
(1) 何を読んでる?- (Kamu) sedang membaca apa?
(2) 教科書を読んでいます。- (Saya) sedang membaca buku pelajaran.
(1) 話を聞いていますか。- Apakah kamu sedang mendengarkan? (lit: Apakah kamu sedang mendengarkan pembicaraanku?)
(2) ううん、聞いてない。- Tidak, tidak sedang mendengarkan.
Perhatikan bahwa saya tetap menggunakan 「い」 untuk bentuk sopan. Walaupun tentunya orang juga membuang 「い」-nya pada bentuk sopan, mungkin sebaiknya kamu membiasakan diri berbicara dengan bentuk standardnya sebelum asyik terbawa penyingkatan-penyingkatan santai. Kamu benar-benar akan terkejut mengetahui banyaknya penyingkatan yang mungkin di pembicaraan santai. (Kamu juga akan kagum bahwa semua hal menjadi sangat panjang di gaya bicara super sopan) Pada intinya, penyingkatan-penyingkatan itu terjadi kalau kamu mengucapkan segala sesuatunya dengan malas-malasan dan menyambung semuanya menjadi satu. Partikel-partikel di sana-sini juga akan dibuang.
Contohnya:
(1) 何をしているの?(Repot banget sih ada partikel segala...)
(2) 何しているの? (Uh, males rasanya ngebunyiin semua vokalnya.)
(3) 何してんの? (Ah, sempurna.)
(1) 彼女は結婚しています - Dia sudah menikah/Dia berkeluarga. (kalau dijabarkan: Dia "telah" melakukan aksi akad nikah, sehingga "hasilnya" statusnya berubah dari single menjadi menikah, dan status tersebut "berlanjut" sampai sekarang. Jadi 「~ている」 di sini menyatakan aspek keberlanjutan hasilnya.)
Kita akan membahas beberapa verba umum yang sering membuat pelajar bahasa Jepang bingung dalam aspek ini.
「知る」
「知る」 artinya "tahu". Bahasa Indonesia sebetulnya aneh karena "tahu" adalah suatu verba, padahal fungsinya lebih pada menyatakan keadaan punya pengetahuan. Bahasa Jepang lebih konsisten dan 「知る」 hanyalah verba aksi biasa. Dengan kata lain, aku "tahu" (aksi, misal mendengar berita) sesuatu sehingga sekarang aku tahu hal tersebut (keadaan). Inilah alasannya kenapa kata "tahu" bahasa Indonesia berpadanan dengan keadaan berlanjut di bahasa Jepang, yaitu: 「知っている」.
「知る」 vs 「分かる」
「分かる」 yang berarti "paham/mengerti" mungkin kedengarannya mirip dengan 「知る」 di kasus-kasus tertentu. Namun ada perbedaan nyata antara "tahu" dan "paham". Jangan sampai menukar-balikkan 「知っている」 dengan 「分かっている」. 「分かっている」 artinya kamu sudah berada di keadaan paham. Dengan kata lain, kamu sudah "ngeh". Kalau kamu salah menggunakan kata ini, kamu akan terdengar sok. ("Iya, iya, aku dah ngerti kok. Jadi plis deh jangan ngomong lagi.") Tapi di lain sisi, 「知っている」 hanya berarti bahwa kamu tahu sesuatu.
(1) 今日、知りました。- Saya mengetahuinya hari ini. (Saya melakukan aksi "tahu" hari ini.)
(2) この歌を知っていますか?- Apakah (kamu) tahu lagu ini?
(3) 道は分かりますか。-Apakah (kamu) tahu jalannya? (lit: Apakah (kamu) paham jalannya?)
(4) はい、はい、分かった、分かった。 - Iya, iya, ngerti, ngerti.
Verba Gerakan (行く、来る、etc.)
Sangatlah masuk akal kalau kamu menebak bahwa aksi 「行っている」 dan 「来ている」 berarti masing-masing "sedang pergi" dan "sedang datang". Tapi sayangnya tidak begitu. Bentuk 「~ている」 dari verba gerakan lebih menunjuk pada urutan aksi seperti yang kita pelajari di bab sebelumnya. Kamu menyelesaikan gerakannya, lalu sekarang kamu berada di kondisi tersebut. (Ingat, 「いる」 adalah verba yang menyatakan adanya benda.) Mungkin akan memudahkan kalau kamu memikirkannya sebagai dua aksi bertahap dan terpisah: 「行って」、lalu 「いる」.
Ini tentunya sama seperti kasus 「結婚している」 yang telah kita pelajari sebelumnya. Yang berlanjut adalah hasilnya, bukan aksinya. Dengan kata lain, penjabaran 「行っている」 adalah: Kamu "telah" melakukan aksi pergi, sehingga "hasilnya" kamu sekarang berada di tempat tujuan, dan keadaan "sampai tujuan" tersebut berlanjut sampai sekarang.
(1) 鈴木さんはどこですか。-Di mana Suzuki-san?
(2) もう、家に帰っている。- Dia sudah di rumah. (telah pulang dan sampai sekarang ada di sana)
(3) 先に行っているよ。- Saya pergi duluan. (Saya akan pergi dan berada di sana sebelum kamu.)
(4) 美恵ちゃんは、もう来ているよ。- Mie-chan sudah di sini loh. (telah datang dan sampai sekarang ada di sini.)
Karena tata bahasa ini menyatakan keadaan dari aksi yang telah diselesaikan, umumnya kita akan menemui partikel 「は」, 「も」, dan 「が」, bukannya 「を」.
(1) 漢字が黒板に書いてある。 - Huruf kanji tertulis di papan tulis. (Seseorang selesai menulisnya, dan hasilnya bisa kamu lihat)
Perhatikan bahwa pola dasarnya yaitu 漢字を書く (menulis kanji) berubah menjadi 漢字が書いてある (kanji telah selesai ditulis dan hasilnya bisa dilihat).
(1) 準備はどうですか。- Bagaimana persiapannya?
(2) 準備は、もうしてあるよ。 - Persiapannya sudah selesai. (sudah dilakukan, dan sebagai hasilnya kita bisa ke tahap selanjutnya)
(1) 旅行の計画は終った?- Apakah rencana perjalanannya sudah selesai?
(2) うん、切符を買ったし、ホテルの予約もしてある。-
Iya, saya tidak hanya membeli tiketnya, tapi juga sudah membooking hotelnya. (dan sebagai hasilnya, kita bisa menginap di hotel itu)
(1) 晩ご飯を作っておく。- Saya akan membuat makan malam (sebagai persiapan, untuk dimakan nanti malam tentunya).
(2) 電池を買っておきます。- Saya akan membeli baterai (sebagai persiapan, untuk dibawa kemah misalnya).
「~ておく」 juga kadang disingkat 「~とく」 demi kemudahan.
(1) 晩ご飯を作っとく。- Saya akan membuat makan malam (sebagai persiapan, untuk dimakan nanti malam tentunya).
(2) 電池を買っときます。- Saya akan membeli baterai (sebagai persiapan, untuk dibawa kemah misalnya).
(1) 鉛筆を持っている?- Apakah (kamu) punya pensil?
(2) 鉛筆を学校へ持っていく?- Apakah (kamu) akan pergi membawa pensil ke sekolah?
(3) 鉛筆を家に持ってくる?- Apakah (kamu) akan datang membawa pensil ke rumah?
Untuk contoh-contoh tersebut, mungkin akan lebih mudah kalau kamu memikirkannya sebagai rentetan aksi: pegang lalu pergi, atau pegang lalu datang. Inilah beberapa contoh lain:
(1) お父さんは、早く帰ってきました。- Ayah pulang cepat.
(2) 駅の方へ走っていった。- Berlari menuju arah stasiun.
Pada contoh di atas, sebetulnya verba seperti 帰る dan 走る secara implisit sudah mengandung makna perpindahan tempat. Namun tanpa verba gerakan, kesannya hanyalah satu titik waktu di mana aksi tersebut berlangsung (bayangkan melihat foto orang berlari). Penambahan 行く maupun 来る di sini membuat kesan "bergerak" tersebut lebih kentara dan hidup.
Verba gerakan juga bisa digunakan di ekspresi waktu untuk memberikan gambaran waktu yang maju atau bergerak.
(1) 冬に入って、コートを着ている人が増えていきます。
- Memasuki musim dingin, orang yang menggunakan mantel akan bertambah (seiring jalannya waktu).
Pada contoh di atas, kita bisa membayangkan bahwa seiring dengan pergerakan waktu ke masa depan, jumlahnya secara bertahap bertambah.
(2) 一生懸命、頑張っていく!
- Saya akan berusaha (menuju masa depan) dengan seluruh kemampuan yang ada!
(3) 色々な人と付き合ってきたけど、いい人はまだ見つからない。
- Saya telah bergaul (dari dulu sampai saat ini) dengan bermacam-macam orang, tapi belum menemukan orang yang baik.
Di contoh atas juga terbayang, seiring majunya waktu, penulisnya bertemu dengan orang-orang baru yang akan menjadi teman bergaulnya.
(4) 日本語をずっと前から勉強してきて、結局はやめた。
- Belajar bahasa Jepang sejak sangat lama dan pada akhirnya berhenti.
Sebagai penutup, perlu diketahui bahwa sebagaimana 「~ている」 bisa disingkat menjadi 「~てる」, pada pembicaraan santai bentuk 「~ていく」 juga bisa menjadi 「~てく」. Lalu, karena kanji 行く juga memiliki bacaan alternatif ゆく, kamu juga akan menjumpai 「~てゆく」 yang artinya tentu saja sama dengan 「~ていく」.